Dia pasti men- gira kita berdua ini benar-benar makanan em- puknya. Katanya kau mau meneliti sejarah Rusia, ya biar tahu sekalian watak asli masyarakatnya. What is kholodno? Ia lalu menunjuk-nunjuk pemuda ber- jaket hijau tua lantas berakting menggigil. Kemudian ia menawarkan untuk naik taksinya. Lalu terjadilah dialog dengan bahasa isyarat antara lelaki Rusia berhidung mencong ke kiri itu dengan pemuda berkaca mata. Pemuda berkaca mata lalu mengambil pena dan secarik kertas dari saku paltonya.
Ia menulis alamat apartemennya, dan menyerahkannya pada lelaki itu. Meskipun ditulis dengan huruf latin dan tidak dalam huruf Cyrilic Rusia, lelaki itu bisa membaca. Ia menulis angka dua ratus dolar di atas secarik kertas itu dan memperlihatkan pada pemuda berkaca mata.
Dia sangat yakin kita bisa dibodohin dan dibantainya dengan mudah. Masa sekali jalan dari Sheremetyevo ke Smolenskaya dua ratus dolar. Padahal kalau naik bis paling 25 rubel. Terlalu jauh bedanya. Kalau naik bis belum sampai apartemen nanti kau sudah membeku duluan. Bisnya itu berhenti di mana saja, berkali-kali.
Bisa dua jam kita di jalan. Apalagi kalau nanti macet. Aduh semakin dingin Dev. Jika dia tidak mau kita cari taksi lain. Devid lalu menulis angka empat puluh dolar dan ia tunjukkan pada lelaki berhidung bengkok ke kiri itu.
Lelaki itu menggeleng. Pemuda agak gemuk berkaca mata itu menggeleng seraya melangkahkan kaki ke arah kerumunan sopir tak- si yang lain. Segera lelaki Rusia itu meraih pundaknya dan menulis angka lima puluh dolar. Tangannya meraih tas koper dan menyeretnya dengan langkah pasti. Ayyas bergegas mengikuti. Baru lima langkah, Rusia berhidung bengkok ke kiri itu mengejar dan kembali memegang pundaknya. Dengan suara agak parau ia mengatakan, "Oke! Lelaki berhidung bengkok ke kiri itu berjalan sambil memain-mainkan kunci mo- bilnya.
Ia samasekali tidak memedulikan Devid dan Ayyas yang sedang menyeret koper dan barang-barang bawaan. Devid dan Ayyas men- gikuti di belakangnya. Lelaki Rusia itu membuka mobilnya.
Ayyas kaget dan tertegun sesaat. Mobil merah tua yang sangat kusam. Kalau kau tidak naik taksi yang seperti ini belum benar-benar mengenal Moskwa! Ia sendiri hanya melihat, tak ada basa-basi membantu menaikkan koper. Setelah semua barang masuk, ia membanting tu- tup bagasinya dengan keras. Ia langsung masuk dan menyalakan mesin. Beberapa kali dicoba tidak nyala, kali yang ke empat barulah menyala. Mobil kusam merah tua itu meraung-raung. Devid bergegas masuk.
Ayyas agak ragu, tapi Devid menarik lengannya untuk segera masuk. Mereka duduk di kursi belakang. Mobil merah tua buatan Jepang itu bergerak meninggalkan bandara Sheremetyevo. Salju tipis masih turun, tapi jarang-jarang. Tapi di mana-mana pemandangan putih terhampar.
Terus si Rusia tua ini ngomongnya kayak bergumam sih, jadi tidak jelas. Ke- cepatannya tidak bisa lebih dari enam puluh kilo- meter per jam. Ayyas semakin mengencangkan kuncian sedekap kedua tangannya di dada.
Mobil tua itu tidak dilengkapi AC panas ataupun dingin. Di kanan kiri jalan sesekali nampak pohon bereozka. Gedung-gedung berarsitektur modern. Sopir setengah baya itu samasekali diam. Ekspresinya dingin. Hanya kepalanya yang nampak sesekali menggeleng ke kiri dan ke kanan seolah men- giringi suara mobil tua yang sesekali seperti meraung dan terbatuk-batuk.
Anehnya mobil itu tetap berjalan dengan pasti. Memasuki Leningradsky Prospek yang lebih lebar, sopir setengah baya itu mencoba menam- bah kecepatan mobilnya. Namun kecepatannya tidak bisa bertambah lagi. Iasamasekali tidak meng- gubris umpatan sopir Rusia itu.
Ke Pasuruan. Coba-coba saja. E, ternyata diterima. Jadi ya sempat di Jakarta satu tahun. Aku samasekali tidak menyangka, kamu bandit kecil waktu SMP itu bisa kuliah di Madinah! Dia benar-benar marah dan menjuluki aku bandit kecil. Lha wong aku saja yang kurasa lebih bandel darimu tidak sampai jepret guru. Kamu yang kecil, kerempeng kok tiba-tiba melakukan hal gila seperti itu. Aku sampai bertanya-tanya, setan apa sih yang mer- asuki kamu waktu itu? Kelakukanmu itu sangat kelewatan.
Bu Tyas marah besar. Lalu telingamu dijewernya sampai merah. Setelah itu beliau tidak mau mengajar satu bulan lamanya. Dan kamu dihukum tidak boleh masuk sekolah dua minggu. Kamu lalu minta maaf pada Bu Ty- as dengan wajah pura-pura memelas. Kejadian penjepretan itu di awal semester. Jadi hampir satu semester selama pelajaran bahasa Inggris aku berdiri bagai patung di depan kelas dengan satu kaki. Sampai beberapa teman perempuan kita menjuluki aku 'si bandit kecil berkaki satu'.
Kamu juga tidak lari pulang ke rumah pada saat pelajaran terakhir. Kamu begitu setia menunggu Bu Tyas masuk kelas, lalu kamu dengan tanpa disuruh langsung ke depan kelas dan berdiri dengan kaki satu, lalu diam bagai patung sampai kelas bubar.
Apa sih yang membuatmu melakukan kejahilan gila itu. Itu kejahilan. Aku sangat jahiliyyah saat itu. Tahu nggak kenapa aku jepret punggung Bu Tyas?
Kelemahanku se- jak aku mengerti wajah cantik, aku sangat rapuh berhadapan dengan wajah cantik. Entah setan apa yang merasukiku saat itu, aku ingin sekali meli- hat Bu Tyas marah.
Aku ingin tahu kalau dia benar-benar marah apa masih cantik. Akhirnya tanpa banyak berpikir aku jepretlah punggung Bu Tyas dengan karet sekuat tenaga. Pasti beliau ke- sakitan, sebab aku kan duduk di bangku depan.
Dia marah besar. Saat marah wajahnya ternyata, menurutku sangat mengerikan. Sejak itu aku tidak lagi melihat Bu Tyas sebagai perempuan yang paling cantik. Dan aku bersabar menerima hukuman itu sebab aku insaf bahwa aku harus mempertanggungjawabkan kesalahanku. Dan aku harus mendapatkan maaf dari Bu Tyas, sebab saat itu kita kan kelas tiga.
Aku takut tidak bisa ikut ujian akhir. Wah, kalau begitu kau semestinya tidak ke Moskwa Yas? Nanti kaubuktikan saja. Apa kau masih rapuh melihat wanita cantik? Jangan salahkan aku kalau kamu nanti jadi bandit di Moskwa ini, tidak lagi sekadar bandit kecil.
Tapi benar-benar bandit. Yang akan kauhadapi godaan perempuan Moskwa, Yas. Godaan perempuan di Jawa tidak- lah bisa dibandingkan dengan dahsyatnya godaan perempuan sini. Terserah apa tujuanmu. Mau belajar, mau penelitian, atau apa saja, godaan perempuan Rusia akan terus menguntitmu.
Bahkan dalam mimpi-mimpimu. Kalau tidak per- caya, ya nanti buktikan saja! Ia merasa yang dikatakan temannya itu benar. Sebagian mereka ada yang memperlihatkan foto keluarga mereka. Kaum perempuannya jarang yang tidak bermuka jelita. Dan beberapa saat kemudian mulai memasuki pusat kota Moskwa yang ditandai dengan jalan lingkar dalam, yang disebut koltso Koltso artinya cin- cin.
Itu karena jalan lingkar dalam Moskwa sep- erti cincin yang melingkari jantung kota Moskwa. Di dalam lingkaran koltso itulah istana Kremlin dan bangunan paling penting dan paling bersejarah bagi Rusia berada Mobil tua itu kini melaju sedang di koltso Sadovaya.
Ayyas melihat berbagai merek mobil yang ia rasa aneh, dan belum pernah ia temui di Indonesia, Saudi maupun India. Ada mobil ber- warna hitam bermerek Volda. Ia rasa itu adalah mobil-mobil buatan Rusia.
Tiba-tiba mobil merah tua yang mereka naiki disalib oleh mobil mewah, Roll- Royce. Tepat di belakang Roll-Royce mobil Porsche biru langit mengikuti. Terus bagaimana ceritanya sampai kuliah di sini? Intinya, lulus SMP aku langsung ke Bandung.
Karena ayah pindah tugas di Bandung. Aku melanjutkan seko- lah di Bandung. Selesai SMA aku kuliah di Singapura. Di Singapura aku kenalan dengan ma- hasiswi dari Rusia, namanya Eva Telyantikova. Usianya lebih tua dariku, tapi sangat cantik. Secantik para tsarina klasik Rusia. Aku dan Eva sangat dekat, kami hidup serumah cara Barat. Kau nanti akan tahu sendiri apa yang aku mak- sud. Kami sama-sama lulus. Ketika Eva pulang ke Rusia, ke St. Petersburg, aku ikuti dia. Petersburg sampai sekarang.
Sewa apartemen. Biasa saja, layaknya orang-orang Eropa hidup. Sekarang kami berpisah. Eva hidup dengan lelaki dari Polandia. Dan aku sementara sendiri. Kau mungkin kaget mendengar cara hidupku, Yas.
Ya sorry saja, aku sudah lama tidak hidup dengan cara Timur. Aku sangat menikmati hidup bebas cara Rusia, cara Eropa. Kalau kau benar-benar menghayati hidup di Rusia, nanti kau akan rasakan enaknya hidup be- bas tanpa banyak aturan kayak di Jawa atau Saudi.
Ia hanya ber- istighfar di dalam hati. Ia tidak mungkin men- ceramahi Devid, sebab Devid bukan orang bodoh. Bahkan dirinya saja, ia rasakan saat SMP dulu masih kalah dengan Devid. Nilai raportnya biasa-biasa saja. Ia hanya berdoa, semoga Devid suatu saat nanti diberi petunjuk oleh Allah. Hanya Allah yang tahu bagaimana caranya memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki.
Bagaimana si bandit kecil itu bisa kuliah di Madinah?! Dosenku itu aslinya Grabag, Magelang. Orangtu- anya punya pesantren kecil di sana. Lha aku di- minta menemani. Alhamdulillah, selama di pes- antren kan setiap pakai bahasa Arab, jadi aku cukup lancar berkomunikasi dengan ulama itu. Suatu pagi, aku dipanggil sama ulama itu, diajak ngobrol. Ia bicara banyak hal, ini dan itu, dalam bahasa Arab. Aku jawab santai saja.
Ternyata formulir pendaftaran Universitas Islam Madinah. Katanya, dia akan coba memas- ukkannya ke Madinah. Ya berarti kan coba-coba.
Ya aku isi saja, aku coba. Terus formulir dibawa sama ulama itu. Dan tahun berikutnya aku dapat panggilan. Aku diterima. Ternyata ulama itu se- orang dosen di sana. Begitu ceritanya.
Jalan raya yang sangat luas dengan enam belas jalur itu penuh dengan mobil. Ada dua empat jalur yang macet. Tapi jalur mobil tua kusam yang dikendarai sopir Rusia berhidung bengkok ke kiri itu tidak macet total, tetap berjalan, hanya lam- bat.
Dengan pasti mobil tua itu memotong Novy Arbat Ulitsa dan terus melaju ke selatan. Di kanan dan kiri jalan Ayyas menyaksikan gedung- gedung kota Moskwa yang eksotik.
Arsitektur klasik sesekali berdampingan dengan arsitektur modern. Ayyas menyaksikan gedung yang sangat megah dengan beberapa sentuhan pahatan yang indah. Mobil itu belok kanan. Depan sebelah kanan itu Hotel Belgrad. Yang itu Golden Ring Hotel. Di belakang kita ada gedung Deplunya Rusia. Kawasan Golden Ring ini nempel dengan Smolenskaya.
Ini salah satu daerah penting dan strategis di Moskwa. Aku dapat apartemen sangat murah untukmu di daerah ini. Mesinnya tetap menyala. Nampak beberapa petugas pembersih salju bekerja di pinggir jalan. Udara terasa dingin menggigit.
Apartemen kami di Panfilovsky Pereulok. Itu kan tengah-tengah Smolenskaya. Jadi aku tidak perlu sampai Golden Ring. Aku bisa belok di Protochny Pereulok terus ke Panvilovsky. Tapi kami tidak akan bayar kamu! Kalau kau macam-macam aku laporkan kau pada polisi! Kau anak setan! Kemudian masuk ke Smolenskaya Pereulok, dan melaju pelan ke utara. Di perempatan Nikholoshcepovsky Pereu- lok, Ayyas melihat tiga gadis Rusia yang berjalan bersenda gurau di trotoar.
Karena muka mobil itu berlawanan arah dengan taksi yang mereka tumpangi, maka wajah gadis Rusia itu nampak jelas. Dibungkus palto biru muda, syal putih dan penutup kepala biru tua, muka gadis Rusia itu tetap nampak putih bersih.
Ia lalu berdiri tegak. Ia menenteng alat musik dan mencangklongkan ke punggungnya. Itu keli- hatannya gadis aristokrat, yang ia bawa itu keli- hatannya biola!
Sekilas ia tetap melihat wajah gadis Rusia yang ditunjuk Devid. Bahkan aku berani bertaruh, dia berani bertand- ing dengan Kate Winslet. Tapi gadis Rusia yang ia temui di pesawat, yang dudifk tepat di sampingnya jauh lebih memesona. Ia belum pernah melihat perempuan secantik itu.
Ia bagai bidadari turun dari surga. Sayang ia samasekali tidak tahu siapa gadis itu. Sepatah kata pun ia tidak berani menyapa gadis itu. Dan gadis itu, dalam keanggunan dan pesonanya be- gitu tenang asyik bekerja menulis dengan laptopnya yang tipis selama di pesawat, tawaran makan dari pramugari pun ia tolak. Hanya ses- ekali gadis itu minta minum.
Ayyas tiba-tiba begitu merasa berdosa pada Ain- aJ Muna, gadis manis dari Kaliwungu Kendal yang sudah dipinangnya dan ia telah berjanji un- tuk setia padanya. Iyakan, berani ber- tanding dengan Kate Winslet! Ngomong yang lain saja, ng- gak usah ngomong perempuan melulu! Gaya memerintah dan mendikte khas Arab mulai keluar! Kakiku sepertinya sudah beku. Ia mer- asa tidak ada faidahnya meladeni sindiran teman lamanya yang bernada mengolok-olok itu. Tapi benar lho Yas, jangan sampai ada anggota tubuh kamu yang benar-ben- ar beku.
Kalau beku bisa diamputasi. Daun telinganya biru beku. Ya daun telinga itu jadi kayak es yang beku dan ia terpaksa kehilangan daun telinganya. Aku bisa mencarik- an yang lebih cantik dari gadis yang kautunjuk itu. Saya bisa cari sendiri! Ayyas hanya diam. Ia hanya mengerti sebagi- an saja dari isi pembicaraan itu.
Yang jelas ia tahu, sopir tua itu menawarkan gadis cantik untuk mereka berdua. Seketika ia merasa, ujian yang akan dihadapinya di Moskwa tidaklah ringan. Selama ini ia bisa lurus-lurus saja karena berada di lingkungan yang lurus. Sekarang, di tengah lingkungan yang sangat jauh dari keyakinan dan norma yang dijunjungnya ia merasa akan me- nemukan ujian iman yang sesungguhnya.
Satu-satunya orang yang ia kenal dengan baik di Moskwa adalah Devid. Teman SMP dulu. Dan Devid pun ia rasakan sudah tidak lagi sebagai Devid layaknya orang Jawa yang penuh menjaga etika ketimuran. Devid sudah tidak lagi melihat aturan agama dalam pergaulannya dengan lawan jenis. Ia merasa, Devid susah untuk diandalkan sebagai teman yang akan mampu menjaga iman dan kebersihan jiwanya.
Itu zina! Baguslah kau masih kukuh me- megang keyakinanmu. Aku ingin tahu seberapa kukuh imanmu di sini. Kalau aku, sorry saja, aku sudah tidak mau dibelenggu aturan agama apa pun.
He he he. Dalam sejarahnya, orang yang dibeleng- gu nafsunya tidak ada yang bahagia! Ah, ini namanya diskriminasi dan intimi- dasi. Aku merdeka dong menyampaikan pendapatku. Ayyas diam saja tidak menanggapinya. Tiba-tiba sopir Rusia itu menghentikan mobilnya. Ini kan apartemennya? Ini tepat di depan The White House Residence. Devid melihat ke sekeliling sebentar. Ia melihat ke kiri dan kanannya.
Di sini tempatnya. Ayyas langsung tahu diri. Ia mengeluarkan uang seratus dolar dari dompetnya. Ia berikan ke- pada Devid untuk membayarkannya. Kau punya uang pas? Ini aja, biar dia mengembalikan sisanya. Kalau tidak percaya langsung saja berikan pada dia. Sang sopir langsung memasukkan seratus dolar itu ke sakunya, lalu tenang memandang ke depan.
Dia pura-pura tidak tahu kalau uangnya seratus dolar. Kalau kau minta kem- baliannya dia akan mengatakan tidak punya. Ongkos taksi empat puluh dolar. Jadi kau harus mengem- balikan enam puluh dolar! Aku hanya pun- ya sepuluh dolar!
Nih ambil, dan cepat turun! Devid malah tertawa terpingkal-pingkal. Ini Rusia Yas, bukan Madinah, hahaha Aku ini mahasiswa Dev, bukan bos! Ia lalu mengambil sepuluh dolar dari tangan si sopir Rusia itu dan menepuk pung- gungnya seraya berkata, "Hei kembalikan yang seratus dolar!
Aku ada uang pas! Kalian cepat turun! Kan harga awalnya dua ratus dolar, ini sembilan puluh dolar. Ini sudah pas! Devid bergegas keluar dari mobil. Ayyas mengikutinya. Mereka menuju ba- gasi untuk menurunkan koper dan barang bawaan. Sopir berhidung bengkok ke kiri itu turun dari mobilnya. Ia mendekati Devid sambil mengu- lurkan uang seratus dolarnya.
Mana yang sepuluh dolar dan empat puluh dolar? Sekali lagi jangan kausertakan teman-temanmu dari Orekhovskaya Bratva ya. Devid mem- beri isyarat barang-barang sudah diturunkan semua dan sopir itu boleh pergi. Sedetik kemudi- an taksi kusam merah tua itu meninggalkan dua pemuda dari Indonesia itu. Keli- hatannya si Rusia itu takut sekali.
Orekhovskaya Bratva itu artinya persaudaraan Orekhovskaya. Sekadar menggertak sopir Rusia resek itu aja. Ternyata manjur! Mungkin mereka malah bangga. Namanya saja ditakuti! Apartemen tua yang tetap nampak gagah itu ter- diri atas lima lantai saja.
Ia Berada di kawasan sangat strategis di pusat kota Moskwa. Ia ber- hadapan dengan apartemen mewah yang biasa disebut The White House Residence. Dua blok tepat di sebelah utaranya berdiri megah aparte- men kelas menengah atas The Sunset Residence. Hanya perlu waktu lima menit berjalan kaki untuk sampai stasiun metro Smolenskaya. Tak jauh di sebelah selatannya adalah kawasan sibuk Golden Ring.
Kremlin dan Lapangan Merah sim- bol kota Moskwa yang legendaris itu bisa di- jangkau dengan jalan kaki. Devid menjelaskan panjang lebar letak strategis apartemen yang mereka masuki kepada Ayyas. Apartemen seperti ini dulu memang dibangun besar-besar, di pelbagai penjuru Moskwa untuk para pegawai pemerintah dan anggota Central Comite Partai Komunis.
Gadis itu tersenyum dan menyapa Devid dengan bahasa Rusia, "Hai Devid, ini temanmu yang akan tinggal di atas ya? Iya, ini temanku. Kenalkan namanya Ayyas. E, e, sen- ang kenalan dengan Anda. Sekilas Ayyas menatap mata birunya yang menawan. Dabro pozhalovath v Moskve"!
Selamat datang di Moskwa Tukas Yelena. Kau benar. Terima kasih. Tidak menyambut temanku ini dulu? Jam delapan malam aku pulang. Aku pergi dulu ya. Devid mengikuti langkah Yelena sampai hilang dari pandangan. Ada darah Finland dalam dir- inya. Kau beruntung. Kau akan tinggal satu apartemen dengannya. Kau jangan main-main denganku! Aku masih waras Dev! Aku tidak mungkin bisa hidup bebas seperti kamu!
Ia merasa Devid sengaja memper- mainkannya dengan menyewakan tempat tinggal satu apartemen dengan gadis bule yang katanya berdarah Finland. Jangan marah dulu. Kita bawa dulu barangmu ke atas.
Nanti aku jelaskan semuanya. Aku samasekali tidak bermaksud menjerumuskan kamu. Aku berusaha mencarikan tempat yang menurutku saat ini terbaik untukmu. Dengarkan dulu semua penjelasanku, baru kau boleh marah kalau kau memang ingin marah.
Aku ini temanmu, percayalah padaku! Ujian Iman Dua pemuda itu dengan sedikit bersusah payah terus berusaha membawa koper berat hitam ke lantai tiga. Akhirnya mereka sampai di depan pintu yang mereka tuju.
Dengan nafas masih terengah-engah pemuda agak gemuk berkaca mata itu menjelaskan, "Dalam bahasa Rusia, apartemen ini disebut kwartira. Dan gedung bertingkat di mana kwartira ini berada mereka namakan dom. Tinggi dom biasanya antara lima hingga enam belas lantai. Dom yang dibangun di masa pemerintahan Stalin biasanya memang tanpa lift. Hanya tangga panjang dan landai, seperti dom ini. Kamu letih ya Yas? Rasanya mau ambruk.
Biasanya yang datang dari Indonesia pas musim dingin pasti ambruk dulu. Meskipun kau datang tidak dari Indonesia tapi dari India, ya sama saja. Kau perlu istirahat tiga sampai lima hari lah. Lha aku saja yang sudah bertahun-tahun di sini setiap masuk musim dingin mesti ambruk dua-tiga hari. Tapi tenang, tempat yang akan kautinggali ini sangat nyaman. Ayo kita lihat! Ia membuka pintu nomor Begitu pintu dibuka nampak ruangan foyer kecil yang terasa lebih hangat dari udara luar.
Ada tempat untuk menggantungkan palto. Devid melepas paltonya dan menggantungkannya di situ. Ayyas masuk dan menutup pintu. Ia mengikuti Devid, melepas jaket tebal hijau tuanya dan menggantungkannya di samping palto Devid.
Baca dan ikuti perjalanan cinta Zahrana dalam menemukan jodohnya! Cerdas, shalih, dan terpelajar membuat pria itu dicintai oleh banyak perempuan. Namun, ia tetap menjaga diri dan memilih Aisyah sebagai pendampingnya. Konflik dalam novel ini cukup kompleks. Ayat-Ayat Cinta tidak hanya menyajikan roman religi, tetapi juga menyelipkan pesan toleransi.
Kekerasan terhadap perempuan juga menjadi isu yang diangkat dalam novel ini. Setelah membaca Ayat-Ayat Cinta 1, jangan lupa lanjutkan dengan membaca sekuelnya, ya!
Cerita yang menarik dan unsur religi membuat novel ini layak diadaptasi menjadi sinetron Ramadan Kisah berkutat pada perjalanan hidup Rifa dengan segala konflik yang mengiringinya. Gadis yang sewaktu bayi ditemukan di tempat sampah ini dibesarkan oleh orang tua angkat yang religius.
Suatu hari, Rifa berkesempatan mengikuti pertukaran pelajar di Amerika Serikat. Namun, Arum yang iri berusaha mencelakai Rifa. Karakter Arum menjadi antagonis yang membuat cerita dalam novel ini makin seru.
Baca novel ini dan ambil hikmah dari perjalanan hidup Rifa! Ia datang ke Rusia untuk sebuah proyek penelitian. Demi menghemat biaya, temannya mencarikan apartemen sharing. Ayyas pun terpaksa tinggal seatap dengan dua gadis Rusia, Yelena dan Linor. Di tengah gegar budaya yang asing baginya, Ayyas berusaha menjaga keimanannya. Bumi Cinta ditulis dengan narasi yang apik oleh Habiburrahman El Shirazy. Perpaduan romantisme dan ketegangan di dalamnya menjadikan novel ini sangat menarik.
Meski tebalnya halaman, tetapi ceritanya tidak akan membuat Anda bosan! Dalam novel ini, Habiburrrahman El Shirazy kembali menyajikan cerita berlatar kehidupan pesantren. Tokoh utamanya bernama Ayna, seorang santri yang juga menjadi khadimah orang yang mengabdi di keluarga pengasuh pesantren.
Sikap Ayna yang sopan dan ramah membuatnya disukai banyak orang. Namun, tidak dengan Neneng. Neneng menyebarkan fitnah bahwa Ayna lahir dari hubungan terlarang ibunya saat menjadi TKW tenaga kerja wanita di Yordania. Benarkah demikian? Bidadari Bermata Bening merupakan gambaran Ayna sebagai sosok perempuan yang lembut tetapi menyimpan kekuatan untuk melawan. Baca novel ini dan Anda akan larut dalam perjalanan hidup Ayna! Ridho meninggalkan pesantren di Cirebon karena Kiai Nawir menyuruhnya pulang ke Lampung.
Di kampung halaman, Ridho memulai usaha ayam goreng, tetapi ia malah merugi. Sementara itu, ia harus membiayai pengobatan kakeknya dan melunasi utang keluarga. Saat hampir putus asa, seorang kiai menyuruhnya memakmurkan masjid. Apa yang akan dilakukan Ridho?
Ikuti perjuangannya dalam novel ini. Habiburrahman El Shirazy menyajikan narasi tentang kehidupan seorang santri ketika terjun di masyarakat.
Lewat tokoh Ridho, penulis menyampaikan bahwa perjuangan harus diiringi dengan usaha, doa, dan niat dari hati. Baca novel ini saat Anda butuh motivasi! Karya Habiburrahman El Shirazy yang satu ini sangat direkomendasikan bagi Anda yang menyukai sejarah Islam.
Cerita bermula dari Fahmi, mahasiswa Universitas Islam Madinah yang tengah dirundung masalah. Ia tidak lagi ceria seperti biasanya. Melihat kondisi Fahmi, temannya yang bernama Hamza mengajak jalan-jalan ke Turki.
Di sana mereka akan menyusuri sejarah Said Nursi, ulama yang dijuluki Badi'uzzaman keajaiban zaman. Di negeri itu pula Fahmi tidak hanya menapaki sejarah sang ulama, tetapi juga meneladani kehidupannya. Ia juga berkenalan dengan gadis setempat yang jatuh cinta kepadanya. Novel sejarah ini dibalut dengan romansa yang manis sekaligus rumit. Baca dan nikmati detail kisahnya!
Pengembaraan dan perjuangan seorang santri untuk meraih kesuksesan. Sajikan konflik yang kompleks, dari kisah cinta hingga toleransi antarumat beragama. Selain rekomendasi novel Habiburrahman El Shirazy, kami juga menyajikan banyak informasi dan rekomendasi buku-buku terbaik.
Kami juga memberikan rekomendasi buku cerita anak, puisi, novel perjalanan, dan lain-lain. Klik tautan berikut ini untuk memperoleh informasi lengkapnya! Setelah membaca rekomendasi novel Habiburrahman El Shirazy di atas, apakah Anda sudah menemukan pilihan? Tambahkan pilihan Anda ke dalam wishlist buku yang akan Anda beli dan baca. Jangan lupa untuk selalu membeli buku orisinal agar Anda mendapatkan kualitas terbaik. Kenikmatan membaca novel tidak hanya dari ceritanya yang menarik, tetapi juga dari kualitas fisik novel tersebut.
Cara memilih novel Habiburrahman El Shirazy. Kenali beragam tipe novelnya. Pertimbangkan novel yang diangkat menjadi film atau sinetron. Baca ulasan dan cek ratingnya. Sajikan tiga cerita dengan keunikan masing-masing Dalam Mihrab Cinta merupakan novelet karya Habiburrahman El Shirazy yang terdiri dari tiga cerita berbeda. Terdiri dari dua novel mini yang menyentuh hati Unsur Mesir menjadi ciri khas tersendiri dalam karya-karya Habiburrahman El Shirazy.
Rumitnya perjalanan Azzam menemukan jodohnya Pertemuan Azzam dan Anna di bus seperti kebetulan biasa. Ketika jodoh belum juga datang di usia matang Cerdas, cantik, dan sukses berkarier sebagai dosen, itulah Dewi Zahrana. Sajikan konflik yang kompleks, dari kisah cinta hingga toleransi antarumat beragama Ayat-Ayat Cinta merupakan novel yang melambungkan nama Habiburrahman El Shirazy sebagai novelis.
Pahit manis perjalanan hidup Rifa bersama orang tua angkatnya Cerita yang menarik dan unsur religi membuat novel ini layak diadaptasi menjadi sinetron Ramadan Menggambarkan karakter perempuan yang lembut dan pemberani Dalam novel ini, Habiburrrahman El Shirazy kembali menyajikan cerita berlatar kehidupan pesantren.
Akankah iman dan kehormatannya dipertaruhkan demi memenuhi hasrat duniawi nonik nonik muda Moskwa, yang kecantikannya tiada tara? Bagi orang-orang yang beriman, dimana pun ia bisa rukuk dan sujud kepada Allah, maka ia menemukan bumi cinta.
Dan sesungguhnya dunia ini adalah bumi cinta bagi para pecinta Allah Ta'alla. Bumi cinta yang akan mengantarkan kepada bumi cinta yang lebih abadi dan lebih mulia yaitu surganya Allah. Read here Download. Bagikan Artikel ini.
0コメント